December 21, 2014

Jangan Bilang Aku Tidak Pernah Mengingatkanmu.


Aku mengetik, menghapus, mengetik ulang, dan berpikir apakah ini harus kuposting atau tidak.

Tidak mudah menghabiskan waktu bersamaku.

Mungkin aku tidak semenyenangkan yang kamu kira, mungkin aku meledak-ledak, mungkin aku seringkali membosankan. Sesekali aku mudah untuk dibaca, kali yang lain aku begitu kabur dan matamu tak sanggup untuk mengikutiku. Kata penyanyi di luar sana, terlalu lama sendiri menjadikan seseorang terlalu nyaman dengan dunia kecilnya, menjadikan seseorang terlalu cuek sekaligus terlalu peka untuk berpikir. Berpikir apakah ia harus keluar dari dunianya, atau apakah ia harus membiarkan orang masuk ke dalam gelembung kecilnya. Keduanya sama-sama memiliki kemungkinan adanya kehancuran. Apakah akan dihancurkan oleh orang tersebut, atau dirinya sendiri. Kurang lebih begitulah gambaranku terhadap dunia saat ini.

Tapi tidak mudah mengabaikan kupu-kupu ini di dalam perut. Dia berisik sekali, aku jadi tidak bisa tidur dengan tenang. Ada waktunya ketika aku berusaha melawan eksistensinya, dan ternyata apa yang disebutkan lirik lagu atau bacaan bergenre roman itu memang benar. Jadi kututup telinga dan bukuku, dan membiarkan kupu-kupu ini mengepak. Aku lelah berpikir. Impulsif. Untuk pertama kali setelah sekian lama kubiarkan hatiku berbicara, kuabaikan otak yang berteriak. Aku ingin menyukaimu tanpa berpikir.

Tidak mudah bersamaku.

Aku suka membuat repetisi; menulis dan menggambar meski outputnya tidak semenawan yang ada di dalam imajiku; aku mengapresiasi setiap hal kecil, setiap detil, setiap hal remeh yang lepas dari mata orang kebanyakan, seperti kerutan yang terbentuk di samping matamu ketika kamu tersenyum; aku suka berkelana dari satu kafe ke kafe lain; aku tidak suka menjadi sama, aku tidak suka menjadi pilihan, aku suka menjadi tujuan; aku suka menyasarkan diri sendiri di jalan baru, di kota yang baru, di tempat yang belum terjamah, di keramaian; sifatku meledak-ledak, kadang kamu akan memakan stroberi manis dan di kali lain kamu akan menyesap beberapa yang asam; aku tidak pandai dalam menyampaikan maksud, ungkapan, terutama perasaanku; aku memiliki dunia kecil yang kamu tidak harus memahaminya, hanya pahami saja diriku.

Yah. Kurang lebih begitulah. Mungkin, 

December 4, 2014

Seharusnya ini kuposting sejak dulu

Karena terlalu lama mendekam di draft.
Hari itu kami pergi ke rumah eyang putri, sawah sangat luas dan senjanya merekah. Kan sayang kalau hanya dibuat tidur di dalam rumah.

"Ayo, Ti, bangun,"

"Kenapa, mbak?"

"Temani aku ke sawah"

"Ngapain?" 

"Kamu jadi model, ya" 

"Ha?"




































Provakansi

Hai it's been a quite while. It is getting hectic down here but I am okay I am still alive. Sooo I have got some stories to tell teehe. Couple weeks ago my school had a study trip  holiday to West Java. It was ultra fun I did not want to coming back to real life hahahahaha. We brought the memories back. It was a blast, I got to know how bag produced in a mass scale, went to pasar seni which was kind of creative event; so there was not just unique performances they offered but also creative products; there were soo many craft stores with prices I could-not-afford-but-I-really-wanted-to-bought-them-home pretty bad haha. And I got closer to anyone since we had been stick together for about a week, and there was something happened but I am too shy to write it on here hehe maybe later (or maybe not oh God am being cheesy now), And the highlight was when we stuck in traffic and nearly lose hope for arrived at station in a right time, digress a bus into a busways way with polices in a few meters ahead; in a jam, we ran while carried heavy suitcase like a crazy dog seeing bone for the first time, and hop on to train just in time. How delight, and sorry not sorry for not took many photos bcs I did enjoyed every moments :))