February 10, 2014

Proposing me is not that difficult



This is exactly what I want for my future-to-be. It doesn't have to be big, exaggerate way. I prefer such a sweet little surprise, and honesty. Note it! B)



Aside of that, I looove this K.will's mv. And yes, Chanyeol's expression is just a little bit too silly lol. It was hard to capture the best of him actually, haha. Love him anyway <3

February 1, 2014

Kamu selalu menyukai Januari.

Tentu saja itu adalah bulan kesukaanmu, kamu akan membuat sebelas bulan lainnya cemburu karenanya. Semilir angin kencang dan luapan banjir yang ditimbulkannya tidak pernah membuatmu jengah. Kau lebih memillih untuk menikmati hijaunya taman dan kuncup bunga yang mulai muncul di setiap sudut jalan. Ah ya, terkadang aku lupa bahwa kau ahli dalam menikmati berbagai macam hal.

Kamu akan membuat memo di buku harianmu, mengisi setiap lembar harinya dengan benda apapun yang kau temukan di jalan, selama itu dapat ditindih oleh lapisan-lapisan kertas. Dalam tiga puluh satu hari kamu akan berubah menjadi orang paling antusias yang pernah aku temui. Tiga puluh dua benda akan kau cari untuk memenuhi janji kepada buku harianmu. Ketiga puluh dua untuk benda memorial yang akan mengingatkanmu kepadanya. Dia yang kemudian akan kau lupakan.

"Jadi kali ini bendanya adalah serpihan jendela? Mengapa?" tanyaku suatu pagi. Ah, akhirnya kutanyakan juga.

Kemudian kamu hanya akan tersenyum getir kepadaku, seperti yang sudah-sudah. Kau nyaris tidak pernah menjawab pertanyaanku di akhir bulan Januari. Mungkin kamu hanya merasa itu sudah menjadi kenangan, yah, mungkin. Aku tidak akan memaksa sampai kamu bercerita sendiri.

"Hey, kamu mungkin memikirkan bahwa ini hal yang konyol," katamu setelah terdiam cukup lama.
"Sudah tiga tahun dia tidak dapat meninggalkan tempat tidurnya. Jendela dari serpihan ini adalah satu-satunya penghubung dirinya dengan dunia, disamping televisi dan buku-buku yang berserakan di tempat tidurnya."
"...jadi?" baiklah, kurasa aku mulai tidak paham.
"Seharusnya aku tahu ini akan menjadi Januari terakhir untuknya, seharusnya aku lebih sering mengunjunginya, seharusnya aku menyempatkan diri untuk sekadar bilang bahwa aku menyukainya"
"Hei, kau tahu, mungkin kamu masih bisa mengungkapkannya"
"Kubilang, ini adalah Januari terakhirnya"
"Kenapa?" Pada titik ini aku benar-benar tidak mengerti. Mana bisa aku mengerti kalau kamu bercerita dengan cara serumit ini.
"Dia sakit."

Kamu selalu menyampaikan segalanya dengan singkat. Butuh kurang lebih lima menit bagiku untuk mencerna semua informasi itu, dua menit untuk membaca air mukamu, dan satu menit untuk menyimpulkan kamu telah kehilangan orang-januarimu, lagi.

"Maafkan aku..."
"Tidak masalah, mungkin memang sudah waktunya," apakah kulihat matamu mulai berkaca-kaca?
"Hei, semangatlah! Mungkin kau akan menemukan Januari selanjutnya," ah, aku tahu perkataanku ini benar-benar klise.
"...mungkin,"

Lalu kau tersenyum simpul, berdiri, dan menoleh kepadaku.
"Hei, kurasa aku ingin segelas teh dan pisang bakar. Ayo, Feb, kau yang traktir."
"Tunggu dulu, kenapa aku?"
"Karena besok adalah bulanmu, tolol"
"Dan sejak kapan hal itu menjadi alasan untuk mentraktirmu?" gerutuku sambil berlari menyusul punggungmu.

Aku benar-benar berharap kau menemukan Januari selanjutnya.

...atau mungkin Februari.