August 16, 2015

You are somebody's reason to smile

Akan ada saat dimana kita menyadari bahwa kita telah menjadi secuil kebahagiaan bagi orang lain. Bahwa kita lupa, bahagia tidak memiliki sudut datang. Ia datang begitu saja.
Ctik ctik ctik
Keyboard laptop beradu dengan jemariku sembari berseluncur di dunia maya. Waktuku semakin sempit dan aku masih bingung membuat judul untuk perancangan semester depan. Topiknya sudah ada, namun belum bertemu jodoh-judul yang tepat.

Seketika aku teringat seorang senior dengan tugas akhir produk tas. Dia baru saja lulus beberapa wisuda yang lalu. Jadi kuputuskan untuk meng-googling materinya sebagai referensi.
Tapi
Ternyata
Aku malah menemukan namaku di bagian daftar ucapan terimakasihnya.
Ha!
Mungkin aku sudah melongo selama lima menit.
Tetiba aku merasa menjadi orang yang sangat jahat. Ketika aku tidak menyukai seseorang, ketika aku merasa terganggu dan takut dengan seseorang aku cenderung defensif, menghindar, atau tak acuh. Dan dalam taraf tertentu aku bisa mengambil langkah yang cukup ekstrem.
Aku tidak tahu bahwa peranku sebegitu besarnya bagimu.
Maaf untuk selama ini, bukannya aku benci it's just I'm scaredly shy that I built that wall. Aku merasa tidak pernah memberikan sumbangsih dalam perjuangan tugas akhirmu. Jadi bagaimana bisa kamu malah menuliskan namaku di daftar terimakasihmu. Uh. Aku merasa mencurangi daftar, I'm not even worth for that. Aku tidak terbiasa dengan perhatian seperti ini.
Aku tahu kecil kemungkinannya kamu membaca ini, dan ini sudah lamaaa sekali, aku juga tidak tahu bagaimana harus berterimakasih kepadamu. But thanks for (maybe, even I didn't realised it myself) letting me bought a glimpse of joy on you.
Dan,
ketika kita bertemu lagi nanti, kuharap aku bisa menyapamu dengan tulus.

August 11, 2015

Maaf Ya Lagi-lagi Lagi Males Upload Foto

Aku suka naik kendaraan umum.

Halo! Selamat senja! Iya aku tahu ini nggak nyambung sama judul di atas. Contrary to most popular belief, I like taking public transportation. Mungkin aku seorang dari segelintir orang yang menikmati menggunakan kendaraan umum tanpa merasa terpaksa. Aku aneh ya? Yea I heard that a lot so it's doesn't matter anymore kekeke.

Ya walaupun sih naik angkot atau apalah itu benar-benar nggak praktis, berabe, sesak, kadang bisa ketemu sopir yg nyetirnya ugal atau suka ngetem lama padahal kita lagi keburu-buru. Yeah do not take public transportation if you were in hurry tho. Karena itu rasanya bakal gambling sekali, such a fortune kalau kamu naik di angkot yang sopirnya ugal. Tapi. Ya. Gitu. Tadi. Hati, jantung, dan nurani jadi nggak tenang.

Tapi untuk permulaan, untungnya aku tinggal di malang, dimana sistem perangkotan di sini mudah dipelajari, mudah dikenali, dan mudah ditemukan kapanpun. Like, you got your boyfie mad at you at 9 pm? Don't worry, off the car take me I'll be there for you. Ntap. (atau mungkin km bisa naik taksi sih, atau gojek, or simply do not off the car and face the anger)

Tapi seriously, kendaraan umum membantumu untuk tetap bersyukur. Gamblangnya, naik kendaraan umum gives the same feels like in airport or shelter or whatever it is bcs I like to wonder orang ini mau kemana ya, orang itu pakai baju santai dia pasti mau melakukan perjalanan jauh, orang ini sedang mencari siapa ya, gilak habis dari mana banyak bener kardusnya, or something like that.

Public transportation always runs slowly. Jadi kamu mendapat kesempatan untuk melihat segalanya yang ada di sekitar jalan dengan lebih dekat. Giving you a chances to wondering more. Mungkin kamu bakal satu angkot sama ex pengamen jalanan dengan rambut coklat terbakar mataharinya dan logat jawa ngokonya-ngoko, mungkin kadang ada juga ibu ibu habis dari pasar dengan sekeranjang sayur mayur yg uangnya diambil dari dompet toko emas, or you will trapped between fussy enthusiastic after school girls. Menarik, menarik saat aku jadi berpikir tiap kali naik angkot atau bus atau apapun aku bakal satu atap sama orang seperti apa.

Or better yet, kamu akan menemukan dirimu menatap apa yang ada di belakang jalan raya melalui pintu yang terbuka atau celah jendela di antara kepala-kepala penumpang lain. Kamu bisa jadi tersenyum saat melihat seorang kakek tua yang berbicara dengan kucing di pinggir jalan, mendapati alismu mengerut saat ada tukang parkir yang bertengkar dengan pedagang buah apel, atau simply kamu terkekeh karena cerita cinta monyet se-geng anak sekolahan.

Melihat ke atas memang bisa menjadi motivasi kehidupanmu, tapi kadang membuatmu lupa untuk bersyukur. Bahwa nggak semua orang seberuntung dirimu. Bahwa banyak yang rela mengorbankan apapun untuk berada di posisimu. Bahwa sesungguhnya semua hal ada untuk disyukuri. In case, then, try take public transportation once.

Bonus pap angkot yang dulu mengantarkanku nyaris kemana saja;


August 4, 2015

Haaaaaaai

Hai!
It's been (((super long))) while yha, I promised myself to slipped in some of my projects buuuut I know how lazy I am haha. And now I'm in mood yet not that kind of mood for uploading my project lol but I'm so tiredd and (still) excited at the same time. Maybe tomorrow. Maybe.
Zzz..........






Ps. Remind me later!