Kamu seperti hujan yang turun tiba-tiba; menyebalkan.
Tapi bukan berarti aku membencinya.
Kamu seperti hujan yang turun tiba-tiba; menyebalkan.
Tapi bukan berarti aku membencinya.
Kisah kita seperti sepotong jelly.
Sedikit lebih kenyal dari agar-agar dan lebih keras dari konyaku. Kuat sekaligus rapuh secara bersamaan. Jika kamu genggam tuk mendekat, suatu saat kita akan tertarik kembali jika kamu melonggarkannya. Tapi berhati-hatilah kamu, karena jika terlalu keras menggenggam, kita akan terbuyarkan, pecah menjadi serpihan.
Tak ada yang berbicara.
"tapi aku, kan cewek!"
Tak ada yang memastikan.
"kenapa mendadak sikapmu seperti ini"
Tak ada yang berani memulai
"memang kamu siapa"
Tak ada yang mau memahami
"memang aku siapa"
Tak ada yang menangisi.
Hanya aku.
Yang terlanjur mengamini.
Karena terkadang aku akan berkawan dengan kesendirian
Karena terkadang aku akan terperangkap oleh nestapa
Karena terkadang aku akan sampai pada suatu titik
Di mana aku tidak keberatan akan hal itu
Di mana aku merengkuh kesepian dengan tangan terbuka
Memeluk nestapa dengan eratnya
Karena saat semuanya berbalik memunggungimu
Hanya dirimu dan semilir angin yang tertinggal
Tak apa,
Karena aku selalu di sampingmu
Akan kudekap juga dirimu
Tapi,
Maukah kamu berbagi tempat dengan kesepian yang kurengkuh
Dengan nestapa yang kupeluk
Maukah kamu,
Aku